Pentingnya Melahirkan Startup Militer di Indonesia



Perusahaan rintisan tak hanya berfokus pada ecommerce bisnis website, aplikasi, online shop, dan marketplace. Bidang militer pun kini juga tempat yang menarik dan penuh dengan mainan teknologi tinggi. Bukankah banyak teknologi sekarang ini awal mulanya dikembangkan untuk kebutuhan militer, sebut saja internet.

Dulu kala memang internet yang kita nikmati saat ini merupakan hasil produk penelitian pengembangan militer. Lambat laun setelah penyempurnaan dan perbaikan akhirnya dapat digunakan untuk masyarakat sipil. Kembali ke startup militer, saya akan menyoroti pada bagian perusahaannya. Kalau ditengok ke negara yang identik dengan canggihnya teknologi militer macam Amerika. Kita akan tahu bahwa kebutuhan militer seperti senjata dan teknologi lainnya dipasok oleh perusahaan-perusahaan swasta. Sebut saja: Lockheed Martin, Boeing, Agustawesland, Raytheon, dan Northrop Grumman, dan lain-lain masih banyak. Tidak kalah pula Rusia, negara satu ini bisa jadi lawan seimbang untuk Amerika. Sebab keduanya saling berlomba untuk menjadi yang terbaik, apa yang ada disana juga harus ada disini. Misal: Sukhoi, Mig, Almaz Anthey, UAC, USC, UIM, UEC, dan lain-lain banyak juga sebagainya.

Tahukah bahwa perusahaan militer semacam itu bisa tumbuh sangat subur! kenapa? karena mereka bisa mendapatkan kontrak penjualan senjata dan teknologi dari militer suatu negara dalam puluhan miliar dollar. Kontrak ini bukan kontrak yang biasa, beda dengan startup pada umumnya. Pada perusahaan militer, mereka membawa nama negara, membaca keamanan nasional, membawa kemampuan daya tawar diplomasi, dan tentunya membawa misi khusus dari negara pemilik perusahaan. Akhirnya kita tahu bahwa perusahaan militer memiliki posisi yang amat penting. Tipe perusahaan militer, ia benar-benar harus membuat produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumennya.

Siapa kosumennya? yang PERTAMA itu adalah negara dimana perusahaan itu dibangun pertama kali, KEDUA itu para sekutu, dan KETIGA itu negara dunia ketiga. Perusahaan militer yang membuat produk sesuai dengan keinginan si militer, maka akan terus dan terus mendapatkan kontrak dari negara. Bahkan, walaupun tidak penting sekalipun negara akan membeli dengan tujuan agar perusahaan tersebut tidak mati. Kondisi tersebut terjadi karena perusahaan tersebut SANGAT PENTING bagi kelangsungan STRATEGI keamanan nasional negara. Kemandirian suatu negara untuk memiliki perusahaan militer dan mampu memproduksi sendiri senjata akan mampu memberikan Detterent Effect.

Istilah Detterent Effect atau efek gentar itu kaitannya dengan menakut-nakuti negara lain. Supaya apa? yaa supaya negara lain nggak TERLALU ikut campur urusan dalam negeri suatu negara. Bagaimana tidak takut? kalau kita punya perusahaan pesawat tempur, kapal perang, kapal selam, tank, senapan, radar, rudal, alat komunikasi, pakaian, dan lain-lain. Itu semua bakal buat negara yang punya niat tidak baik ke negara lain bakal mikir-mikir! HHHAA...gak jadi deh nakalnya.

Misal nih, negara kita Indonesia punya itu semua: maka kita bisa sesuka hati membuat sebanyak-banyaknya. Kita tidak perlu membeli dari negara lain, sebab kalau beli maka akan ketahuan jumlah dan teknologi yang digunakan! Bisa deh buat negara yang mau nakal jadi mikirrrrrrrrrr panjang kalau mau nyubit Indonesia. CERUK PASAR pada sektor militer sangat besar, rata-rata tiap negara yang ingin berdaulat dan tidak ingin dicampuri urusannya mengindamkan kekuatan militer yang KUAT dan terus UPDATE. Bagaimana tertarik membuat STARTUP MILITER? Yaa ayo dibuat, cocok banget buat anak-anak muda yang suka berinovasi aneh-aneh. Soal konsumen, tenang aja. Asal itu produk benar-benar dibutuhkan dan cocok dengan keinginan militer pasti bakal laku. Ingat! Laku kalau teknologinya benar-benar sesuai dengan jaman dan harus terus berinovasi. Sering dong nonton film-film perang-perang yang mamerin teknologi aneh-aneh, coba deh kalau bisa dibuat yang seperit itu!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ini blogku